Rekan-rekan alumni,
Acara Halal Bi Halal AR ITB telah berlangsung dengan meriah tadi siang. Acara ini dihadiri oleh 85 orang alumni sesuai dengan daftar absensi, walaupun barangkali kenyataannya mungkin dihadiri lebih dari jumlah itu, karena ada beberapa rekan yang mungkin terlewat tidak sempat mengisi daftar hadir. Jumlah ini ideal sekali, karena kapasitas ruangannya memang dirancang unuk 100 orang, sehingga dari 105 jumlah yang mendaftar hingga sore sebelumnya, jumlah rekan-rekan yang hadir tersebut adalah kira-kira 85%, dan benar-benar mewakili lintas angkatan dari alumni paling senior Pak Warman Anwar (AR54) dan tentunya Pak Ci (AR53) hingga yang paling junior beberapa adik-adik kita AR07 yang datang mewakili IMA G. Not bad....kan..?
Saat saya tiba di Gallery Marketing Ciputra World pukul 09.45 pagi, ternyata telah hadir tiga orang alumni senior, ada Mas Amril (AR69) , Mas Adli U (AR70) dan tentu saja Mas Hari Sungkari (AR79). Saya datang berdua, dengan asisten pribadi saya, yang tidak perlu saya sebutkan namanya, yang selalu ingin ikut kemanapun saya pergi selama acaranya adalah ketemu teman2 ITB.... (reuni dia ikut, main golf dia ikut, halal bihalal dia ikut juga). Yaa... beginilah resiko incest sesama alumni. Mas Hari juga datang bersama asistennya, Mbak Tyas. Kalau yang ini asisten Mas Hari dalam arti sebenarnya, yang walaupun Mbak Tyas bukan alumni AR ITB, tapi sangat banyak membantu dalam banyak hal di kegiatan ini, terutama registrasi peserta.
Rekan-rekan yang kami minta untuk membantu sebagai petugas mulai berdatangan beberapa menit kemudian. Verena Maya (AR91) yang pertama muncul.., saya bersyukur karena berarti pekerjan MC sudah dijamin akan berjalan lancar. Verena segera saya pertemukan dengan Mas Hari untuk briefing. Lalu datang Mas Bayu Utomo (AR81), sang bendahara yang kali ini secara sukarela tanpa diminta membawa perlengkapan camera high end lengkap, dan siap mendokumentasikan acara, walaupun sebenarnya kami juga sudah menyiapkan fotographer profesional untuk meliput acara ini. Lalu tidak lama berselang, mulai berdatangan rekan-rekan IMA G : Fianthy (AR06), Ayu (AR06) dan Marisa (AR07) yang kami minta sekaligus membantu sebagai penerima tamu. Tepat jam 10.00, Pak Ci datang seperti waktu yang beliau janjikan kemarin, dan lima menit kemudian Mas Hiramsyah (AR81) yang kami minta membantu sebagai moderator juga tiba. Lalu sambil menunggu rekan-rekan alumni yang lain tiba, kami berenam : Pak Ci, Mas Hiram, Mas Hari, Mas Bayu, saya dan assisten saya tercinta, ngobrol di lounge sisi kanan ruangan. Tidak lama kemudian Pak Anthoni, asisten Pak Ci muncul bergabung. Saya langsung merasa lega karena semua pembawa acara dan petugas sudah lengkap tiba, tinggal menunggu kehadiran rekan-rekan lainnya. Karena di acara ini ada dua orang boss besar property (maksud saya Pak Ci dan Mas Hiram)... jadi tak pelak, tercium juga kehadirannya oleh media, sehingga beliau2 berdua harus melayani dulu permintaan foto-foto para wartawan.. (kalau tidak salah dari Bussiness Indonesia dan Indo Pos).
Ruangan presenstasi terletak di mezzanine, jadi ketika jarum menunjukkan pukul 10.30 saya bergegas mengechek ke atas. Ternyata sudah hadir k.l. 40 orang alumni yang ngobrol di ruang mezzanine itu. Saya katakan kepadsa Pak Ci dan rekan-rekan di lounge, bahwa acara bisa segera dimulai. Acara ngobrol2 kami di lounge segera berahir dan kami semua naik ke lantai mezzanine. Seperti yang sudah saya duga, sampai di atas rekan-rekan yang belum ketemu Pak Ci salam-salaman dulu, dan akhirnya secara resmi Verena sebagai MC memulai acara tepat pukul 10.45... (not bad cuma meleset 15 menit dari schedule).
Sambutan pertama dibawakan oleh Mas Hari sebagai Ketua Alumni, lalu dilanjutkan dengan presentasi 15 menit oleh adik-adik tim IMA G yang menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilangsungkan dalam rangka dies IMA G (saya sudah email ke rekan-rekan alumni secara terpisah detail kegiatannya). Lalu tibalah acara puncak, presentasi tentang Technopreneurship. 30 menit pertama presentasi dilakukan oleh Pak Anthoni, asisten Pak Ci yang menjelaskan konsep-konsep entrepreneurship buah karya Pak Ci yang sudah dituangkan dalam beberapa tulisan / buku yang dipublikasikan. Setelah itu, Pak Ci dan Mas Hiram mengambil alih acara dalam bentuk talk show dan tanya jawab dengan peserta. Saya tidak akan menjelaskan isi detailnya apa, yang jelas sangat menarik, sangat inspiratif, dan bohong besar kalau kita tidak bisa mengambil manfaat.. Yang paling terasa manfaatnya terutama bagi alumni 90-2000an, bagi alumni 70-80an mungkin akan bermanfatat untuk anak-anaknya, dan bagi alumni senior pasti berfikir..."wah akan saya terapkan ilmu Pak Ci ini untuk cucu-cucu saya". Dalam acara talk show ini, Pak Ci juga berkenan membagikan buku-buku karangannya bagi para penanya terbaik.
Saya tidak yakin bahwa Pak Ci ini dulunya adalah jebolan aktivis Student Center yang bisanya jago bersilat lidah, namun nyatanya semua pertanyaan dari floor bisa dijawab oleh Pak Ci dengan taktis dan runut. Saya mencoba mengingat beberapa pertanyaan yang diajukan :
-
Mas Hiramsyah sebagai moderator memancing pertanyaan dengan menanyakan apakah karena dulu Pak Ci hidupnya susah, adalah salah satu faktor yang membuat beliau menjadi enterpreneur handal...? Pak Ci lalu menceritakan sebagian perjalanan hidupnya, yang saya baru tahu, bahwa dia ini dulunya anak bandel dan hampir tidak mau meneruskan sekolah, seingga masuk ITB pada usia 21 tahun. Dan beliau menceritakan pula bagaimana beliau bisa tidak sependapat dengan ajarannya Van Romond, sehingga akhirna memilih untuk menjadi developer instead of being an architect.
-
Mbak Ochie yang pengamat dan pecinta ruang publik menanyakan, bagaimana tanggapan Pak Ci sebagai developer kok penduduk Jakarta harus membayar agar bisa menikmati pantai di Jakarta (maksudnya masuk Ancol kenapa musti bayar). Hahaha... saya ketawa dalam hati, karena Pak Ci dengan taktis menjawab, ini pertanyaan yang harus dijawab setiap lima tahun sekali, seiap kali gonta ganti anggota baru DPRD DKI. Dan belau meneruskan jawabannya dengan lancar dan skak match...!
-
Sebelumnya Pak Ci mengatakan, entrepeneur itu gagal 10 kali, harus bangkit 11 kali. Lalu ada yang bertanya yang intinya menceritakan, dulu dia pernah mencoba menjadi enterpreneur, gagal empat kali, dan kehabisan nafas untuk memulai yang ke 5, sehingga akhirnya dia end up sebagai employer. Pak Ci lalu memberikan nasehat....
-
Ada alumni muda yang bercerita dan meminta nasehat. Dia sebenarnya sudah punya bekal cukup sebagai entrepeneur dan sudah memulai usahanya sendiri, tetapi justru sang ayah yang sebenarnya adalah seorang entrepeneur malah menyuruhnya menjadi employer. Pak Ci kembali memberikan masukan, dan diakhir nasehatnya menganjurkan, "Bilang sama papamu, kamu ingin menjadi seperti Ciputra, pasti papamu mengijinkan".
-
Alumni yang lain, yang kebetulan bekerja di sebuah bank menanyakan, emangnya kalau mau berhasil harus menjadi entreperenur dulu..., orang saya juga yakin bisa berhasil sebegai empolyer dan kelak ingin menjadi CEO bank... hehehe.... Pak Ci kembali menjawab bahwa pilihan itu tidak salah, tapi dia tidak mau memilih pilihan itu, karena dia tidak mau diatur orang lain.
Masih banyak tanya jawab lain yang menggelitik dan menginspirasi kami semua, yang tidak mungkin saya ceritakan satu per satu. Tapi saya cuma bisa mengatakan bahwa acaranya sangat menarik, karena Pak Ci pun selalu berdiri ketika acara talk show itu berlangsung, sehingga gesture tubuhnya juga sangat menarik sebagai sebuah tontonan. Apalagi..., ketika tedengar sedikit suara bisik2 ribut di belakang sana, maka gaya boss Pak Ci juga keluar... "jangan ribut di ruangan ini karena saya terganggu, mending kamu tidur saja".. hahaha...
Sesuai rencana, acara serius tapi santai di lantai mezzanine itu berakhir pada pukul 13.00. Acara ditutup dengan penyerahan plakat kenang-kenangan sebagai ucapan terima kasih dari panitya kepada Pak Ci, dan juga secara spontanitas, Mas Achmad Solichin (AR69) menyerahkan kenangan khusus berupa foto Pak Ci ketika muda. Yang saya ingat Mas Achmad Solichin (AR69) bercerita sampai harus menunggu 25 tahun, untuk bisa menyerahkan foto itu secara personal kepada Pak Ci... Hhmmm...sabar banget yaa....
Kami langsung turun ke bawah melakukan foto bersama di tempat yang memang telah di set untuk melakukan foto bersama dalam bentuk kursi di atas panggung. Lalu acara dilanjutkan dengan santap siang dalam beberapa set round table yang telah disiapkan. Lucunya..., tanpa harus ada yang mengatur. kami langsung duduk angkatan per angkatan dalam masing-masing round table. Menunya adalah menu makanan Indonesia yang disiapkan oleh catering Hotel Ciputra. Semuanya lengkap, dari mulai appetizer, main course sampai dengan dessert... yang sangat sehat karena banyak sayur dan makanan berserat dan enak rasanya. Ini adalah komentar assisten saya, dan sejujurnnya dia jarang melakukan pujian tentang makanan lho. Tapi menurut saya, masih ada yang kurang.... kopi... kopi.... I need a cup of coffee. Saya sampai order ke dapur, tapi tetap nggak ada kopi. Well, cuma itu missed-nya, yang lainnya, soal makanan... all almost perfect.
Acara resmi berakhir pukul 14.00, ketika beberapa orang mulai minta ijin untuk meninggalkan ruangan, namun Pak Ci masih berkenan menemani para alumni yang masih tinggal untuk ngobrol. Hingga akhirnya pukul 14.30, Pak Ci berdiri dari mejanya dan mohon diri untuk pulang kepada kami para panitya, yang juga masih harus tinggal menemani beliau sambil beres-beres ini dan itu. Saya meninggalkan lokasi pukul 14.45, ketika saya mendengar adzan Ashar yang berkumandang cukup keras dari masjid yang letaknya tepat di belakang gedung marketing gallery itu.
Jalanan Dr Satrio nampak masih basah. Saya baru sadar, tadi ketika kami berada di dalam ruangan, hujan memang sempat turun sesaat. Di dalam mobil baru terasa rasa capek, namun saya merasa lega karena ternyata jalanan pulang sangat lancar. Dalam hati saya bersyukur, walaupun acara ini digagas dan dikelola oleh panitya amatiran yang intinya cuma 3 orang, tetapi berkat bantuan seluruh rekan2, akhirnya bisa berlangsung sukses seperti layaknya dikelola oleh para profesional. Saya juga sangat bersyukur, masih sempat pula mendengarkan petuah yang diberikan oleh salah seorang Maestro besar Arsitektur yang sudah berusia 78 tahun, yang masih nampak sangat bersemangat dan tulus dalam membagikan sari pati pengalaman hidup dan rahasia suksesnya.
Terima kasih Pak Ci..., terima kasih rekan2 yang sudah berkenan hadir, terima kasih rekan2 yang sudah membantu jalannya acara, dan tentu saja.. terima kasih Tuhan.
Semoga kami masih diberikan kesempatan berkumpul kembali di lain waktu.....
Salam,
VH. Gadjahmada / AR84
PS :
Sesuai laporan bendahara, dana yang terkumpul pada hari ini hanya sebesar Rp 1,8 juta, sehingga masih terdapat defisit sekitar Rp. 2 juta. Semua fasilitas akomodasi tempat kegiatan dan konsumsi disuport sepenuhnya oleh Pak Ci. Panitya mengeluarkan anggaran untuk dokumentasi dan materi pendukung (banner, name tag, plakat penghargaan dll.). Bagi rekan-rekan yang berkenan berkontribusi untuk dana alumni, baik yang hadir maupun tidak hadir, silahkan melakukan transfer :
Donasi mnimal Rp.100.000,- (untuk kas Ikatan Alumni Arsitektur ITB)
transfer ke no rek 627-01-02016 a/n Hari Santosa Sungkari, BCA KCP Tebet Barat 2
Donasi diperlukan untuk kas Ikatan Alumni Arsitektur ITB bagi kegiatan-kegiatan berikutnya.
Kami menyiapkan dokumentasi acara ini yang diliput dengan foto dan video oleh profesional. Kalau hasilnya outputnya cukup baik, nanti akan kami pikirkan caranya agar bisa dishare kepada alumni2 yang berminat, karena kami yakin dialognya sangat bermanfaat bagi seluruh alumni, baik yang hadir maupun tidak hadir di acara tersebut. Sekaligus barangkali ini adalah satu cara yang elegan untuk bisa mengumpulkan dana alumni untuk kegiatan2 Ikatan Alumni Arsitektur ITB di masa mendatang.
Foto selengkapnya bisa dilihat di sini :
Courtesy of : |
VH. Gadjahmada |