silahkan click untuk memperbesar |
Pada tanggal 12 Februari 2011, saya Chris Lie (AR-93), diundang sebagai narasumber di acara peluncuran outlet Comic Cafe yang ketiga di Episentrum Walk. Acara peluncuran ini sekaligus memperingati Hari Komik dan Animasi Indonesia yang ke-13. Comic Cafe adalah restoran atau cafe dengan konsep komik. Seluruh dekor, furniture, sampai makanannya berbau komik. Acara dibuka oleh MC Dik Doank yang meminta hadirin untuk berdoa bersama-sama mendoakan kemajuan komik dan animasi di Indonesia. Dilanjutkan oleh pidato pembukaan dari Bapak Andi Wijaya (Komik Indonesia.com), Rizqi Rinaldy Mosmarth (ketua Masyarakat Komik Indonesia), Bapak Hiramsyah S. Thaib (AR81) & Ibu Tia Hiramsyah (sebagai penggagas dan pemilik jaringan Comic Cafe), Ibu Prof. Dr. Edi Sedyawati (pencetus Hari Komik dan Animasi Indonesia).
Acara pagi itu sangat spesial karena dihadiri oleh komikus-komikus legendaris Indonesia, antara lain : Hans Jaladara (Panji Tengkorak) , Mansyur Daman (Mandala Sungai Ular), Djair Warni (Jaka Sembung), Gerdi Wirata Kusuma (GINA), Gienardy Santosa (Putra Ganes TH-pencipta Si Buta dari Goa Hantu), Ibu Wied N.S & Sungging (Istri dan Putra dari Alm. Wied N.S-pencipta Godam). Benar-benar merupakan pengalaman hebat buat saya berada ditengah-tengah para legenda hidup komik tanah air.
Puncak acara adalah Talk Show mengenai Komik Indonesia SEKARANG dengan narasumber Hans Jaladara, Gerdi Wirata Kusuma, Azisa Noor (AR 04), dan saya sendiri. Azisa adalah komikus muda berprestasi yang banyak memenangkan lomba komik nasional lima tahun terakhir. Dia adalah garda depan komikus wanita Indonesia saat ini.
Setelah menceritakan sedikit mengenai latar belakang masing-masing, para narasumber mengemukakan kondisi terkini dan harapan-harapan mereka terhadap industri komik di Indonesia. Kesimpulan-kesimpulannya antara lain bahwa para komikus senior membutuhkan lebih banyak kesempatan supaya karya-karya baru mereka bisa diterbitkan, baik oleh penerbit buku atau diserialisasikan di koran. Azisa sebagai perwakilan komikus muda telah merasakan adanya support dari penerbit dan situasi yang kondusif pada saat ini. Saya sendiri menginginkan partisipasi Pemerintah untuk mendukung secara riil seperti yang dilakukan Pemerintah Singapura, Malaysia, dan Korea Selatan. Dukungan riil bisa berupa proyek nasional yang disayembarakan secara transparan ataupun membawa komikus kita berpameran di luar negeri. Saya kurang setuju dengan usulan peraturan pembatasan komik asing yang masuk dan lebih suka dengan diperbanyaknya jatah penerbitan komik Indonesia, sehingga bisa berkompetisi secara adil dari segi jumlah dan diharapkan nantinya bisa beradu dalam hal kualitas juga. Mas Gupta Mahendra, editor Koloni (Komik Lokal Indonesia) dari M&C Gramedia juga memberikan pandangannya dari sisi penerbit, yang memang harus berkompromi antara kepentingan bisnis dan idealisme. Usaha Mas Gupta selama dua tahun terakhir dengan Koloninya pantas diacungi jempol.
Talk Show selama satu jam tersebut berjalan begitu cepat. Kemudian acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan siang. Ajang ini benar-benar dijadikan sebagai reuni antara komikus senior dan junior, sehingga walaupun waktu sudah menunjukkan jam tiga sore, masih banyak yang betah ngobrol dan belum ingin pulang.
Suatu kebetulan adalah bahwa Pak Hiramsyah, Azisa Noor, dan saya adalah alumni AR-ITB di tiga generasi yang berbeda, Pak Hiramsyah adalah AR-1981, Azisa AR-2004, dan saya AR-1993. Terimakasih kepada Pak Hiramsyah yang telah menyediakan tempat untuk kami bisa unjuk karya, mencari ilham, mempromosikan dan menjual karya komik Indonesia.
Sampai bertemu di acara komik selanjutnya di Comic Cafe. Terima kasih dan semoga sukses Comic Cafe !
(Ditulis oleh Chris Lie, seorang komikus, ilustrator, concept designer dan pendiri Caravan Studio dan terlibat di proyek-proyek internasional seperti GI Joe, Transformers, Marvel Ultimate Alliance 2, DC Universe Online, dan Starwars).
Foto-foto selengkapnya click di sini :
Hari Komik & Animasi Nasional, 12 feb 2011 |
Courtesy of : |
Ari Asih Pratiwi |